Bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai utara (pantura), terutama Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon, kesenian tarling telah begitu akrab. Alunan bunyi yang dihasilkan dari alat musik gitar dan suling, seolah mampu menghilangkan beratnya beban hidup yang menghimpit. Lirik lagu maupun kisah yang diceritakan di dalamnya, juga mampu memberikan pesan moral yang mencerahkan dan menghibur. Meski telah begitu mengakar dalam kehidupan masyarakat, tak banyak yang mengetahui bagaimana asal-usul terciptanya tarling. Selain itu, tak juga diketahui dari mana sebenarnya kesenian tarling itu terlahir. Untuk membuka perjumpaan kita, mari kita dengarkan sebuah alunan musik tarling khas Cirebon yang popular pada tahun 80-an berjudul "Pemuda Idaman" dinyanyikan Itih,S.
Nining Meida |
Namun yang pasti, tarling
merupakan kesenian yang lahir di tengah rakyat pantura, dan bukan kesenian yang
'istana sentris'. Karenanya, tarling terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman, dan tidak terikat ritme serta tatanan tertentu sebagaimana
seni yang lahir di tengah 'istana'. Sebelum 'resmi' bernama tarling, kesenian
ini dikenal dengan sebutan 'melodi kota ayu' di Kabupaten Indramayu, dan
'melodi kota udang' di Cirebon. Pada 17 Agustus 1962, ketua Badan Pemerintah
Harian (BPH, sekarang DPRD) Kabupaten Cirebon, menyebut kesenian itu dengan
sebutan tarling. Nama tarling itu diidentikkan dengan asal kata 'itar' (gitar
dalam bahasa Indonesia) dan suling (seruling). Versi lain pun mengatakan bahwa
tarling mengandung filosofi "yen wis mlatar kudu eling" (jika sudah
berbuat negatif, maka harus bertaubat) inilah alunan
musik Tarling klasik yang sangat sulit di temui saat ini.
Nining Meida |
Sebuah
cara mengkolaborasikan dengan warna musik lain adalah pilihannya. Dangdutpun
dipilih oleh para seniman Tarling untuk dilebur ke dalam seni tradisional
Tarling. Hasilnya masyarakat Indonesia saat ini mengenal seni musik
Tarling-dangdut. Sebagian seniman Tarling di cirebon menilai bahwa peleburan
ini merusak sedikit demi sedikit seni Tarling klasik namun rupanya kebutuhan
hidup tidak dapat diingkari untuk dipenuhi. Tarling selamanya tidak akan bisa
dipisahkan dari sejarah masyarakat pesisir Pantai Utara. Untuk menutup
perjumpaan kita, mari kita dengarkan sebuah alunan musik tarling klasik
berjudul "Banyu Urip" hasil karya Embi. C. Noer.
Selamat menikmati MUSIK TARLING dan sekaligus melestarikannya.
sumber: rangkuman tulisan seni budaya tarling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar